Jumat, 20 April 2012

PETA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI





PENJELASAN

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Jenis keanekaragaman hayati
  • Keanekaragaman genetik atau gen (genetic diversity);adalah ke anekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup, di tandai dengan perubahan fisik suatu makhluk hidup yang tidak terlalu dominan.
  • Keanekaragaman spesies (species diversity); Variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis (antar spesies) genusnya atau marganya berbeda. Keaneraragaman organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.
  • Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); Keanekaragaman habitat ,komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia lautdan dapat mempengaruhi sistem kehidupan di dalamnya contoh: seleksi alam.
Tanaman (Tumbuhan) Langka Indonesia yang Terancam Punah

Tanaman (tumbuhan) langka di Indonesia yang terancam punah tidak kalah banyak dibanding hewan langka Indonesia. Bahkan spesies tanaman yang langka dan terancam punah di Indonesia jumlahnya jauh lebih banyak.
Daftar tumbuhan langka ini didasarkan kepada status konservasi yang diberikan olehIUCN Redlist. Dan dalam daftar tanaman langka kali ini saya sajikan daftar tumbuhan langka yang masuk dalam daftar Extinc in Wild (Punah in situ), Critically Endangered(Kritis) dan Endangered (Terancam Punah). Ketiga status tersebut merupakan status tertinggi berdasarkan tingkat keterancaman sebuah spesies.
Selain ketiga status tersebut, masih banyak tanaman Indonesia yang langka dan terancam kepunahan namun terdaftar dalam status konservasi yang lebih rendah. Karena panjangnya daftar, kali ini cukup dibatasi dalam tiga status yang paling terancam punah itu saja.

http://alamendah.files.wordpress.com/2010/09/kasturi-mangifera-casturi.jpg?w=300&h=224Extinct in the Wild (Punah in Situ)
§  Mangga Kasturi (Mangifera casturi). Tumbuhan yang menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Selatan ini dinyatakan telah punah in situ (Extinct in the Wild) oleh IUCN Redlist.
Critically Endangered (Kritis)
Daftar tanaman langka Indonesia yang masuk dalam daftar status konservasi Critically Endangered (Kritis), yaitu:


Buah mangga kasturi

§  Pelalar atau Meranti Jawa (Dipterocarpus littoralis); endemik Nusakambangan, Jawa Tengah.
§  Keruing (Dipterocarpus elongatus); Tumbuhan asli Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia, dan Singapura.
§  Keruing Arong atau Kekalup (Dipterocarpus applanatus); Tanaman endemik Kalimantan.
§  Keruing Bulu atau Mara Keluang atau Lagan Sanduk (Dipterocarpus baudii); Tumbuh di Thailand, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Semenanjung Malaya, dan Sumatra.
§  Keruing Jantung (Dipterocarpus concavus); Tumbuhan asli Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
§  Kadan (Dipterocarpus coriaceus); Tersebar di Semenanjung Malaya, Riau, Kalimantan Barat, dan Serawak.
§  Keruing Gajah atau Tampudau (Dipterocarpus cornutus); Semenanjung Malaysia, Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian tenggara.
§  Keruing Pekat atau Keruing Kipas (Dipterocarpus costulatus); Tanaman asli Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia.
§  Keruing Senium atau Keruing Padi (Dipterocarpus eurynchus); Tersebar di Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia, dan Filipina.
§  Keruing Pipit (Dipterocarpus fagineus). Tumbuh di Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
§  Meranti (Dipterocarpus fusiformis); Tanaman endemik Kalimantan.
§  Meranti (Dipterocarpus glabrigemmatus); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Serawak).
§  Meranti Putih atau Shorea resinosaMeranti Kuning atau Damar Pakit (Shorea acuminatissima); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah).
§  Belangeran atau Balau Merah (Shorea balangeran); endemik Sumatera dan Kalimantan.
§  Meranti Merah (Shorea carapae); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Serawak).
§  Meranti (Shorea conica); Tumbuhan endemik Sumatera.
§  Meranti Putih (Shorea dealbata); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
§  Selagan Batu (Shorea falciferoides); Meranti endemik Kalimantan.


Meranti Putih atau Shorea resinosa
§  Selagan Batu (Shorea foxworthyi); Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia, dan Thailand.
§  Balau atau Beraja atau Red Balan (Shorea guiso); Meranti dari Indonesia (Sumatera), Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
§  Meranti Kuning (Shorea hopeifolia); Indonesia (Sumatera), Malaysia, dan Filipina.
§  Selagan Batu Kelabu (Shorea hypoleuca); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
§  Selagan (Shorea inappendiculata); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
§  Meranti Kuning (Shorea induplicata); Tanaman endemik Kalimantan.
§  Meranti Merah (Shorea johorensis); Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia.
§  Balau Merah atau Dark Red Meranti (Shorea kunstleri); Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia.
§  Damar Tunam atau White Meranti (Shorea lamellata); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
§  Light Red Meranti (Shorea lepidota); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
§  Meranti Kuning (Shorea longiflora); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sarawak).
§  Meranti Kuning (Shorea longisperma); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sarawak).
§  Meranti Merah (Shorea macrantha); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
§  Meranti (Shorea materialis); Brunei Darussalam, Indonesia (Sumatera), dan Malaysia
§  Meranti Maluku (Shorea montigena); Endemik Maluku
§  Meranti Merah atau Light Red Meranti (Shorea myrionerva); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Serawak).
§  Meranti (Shorea ochrophloia); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia.
§  Meranti Merah atau Red Balau (Shorea pallidifolia); Indonesia (Sumatera) dan Malaysia
§  Meranti Kuning (Shorea peltata); Indonesia (Kalimantan, Sumatera) dan Malaysia
§  Light Red Meranti (Shorea platycarpa); Indonesia (Sumatera), Malaysia, dan Singapura.
§  Meranti Kuning (Shorea polyandra); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah, Serawak). 
§  Meranti Putih (Shorea resinosa); Indonesia (Sumatera); Malaysia.
§  Engkabang Undapi (Shorea richetia); Indonesia (Kalimantan), Malaysia (Serawak).
§  Dark Red Meranti (Shorea rugosa); Tumbuhan endemik Kalimantan.
§  Meranti Maluku (Shorea selanica); Tanaman endemik Maluku.
§  Tengkawang atau Meranti Merah (Shorea singkawang); Indonesia (Sumatera), Malaysia, dan Thailand.
§  Meranti (Shorea slootenii); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
§  Light Red Meranti (Shorea smithiana); Indonesia (Kalimantan) dan Malaysia (Sabah, Sarawak).
§  Meranti Kuning (Shorea xanthophylla); Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah, Sarawak). 
Nepenthes_aristolochioides
  Kantong Semar (Nepenthes aristolochioides)
§  Kantong Semar (Nepenthes aristolochioides); endemik Sumatera.
§  Kantong Semar (Nepenthes clipeata); Endemik Kalimantan.
§  Kantong Semar (Nepenthes dubia); Endemik Sumatera.
§  Kantong Semar (Nepenthes lavicola); Endemik Sumatera. 
§  Kapur (Dryobalanops aromatica); Indonesia (Sumatera, Kalimantan) dan Malaysia.

            Kantong Semar (Nepenthes aristolochioides)

Endangered (Terancam Punah)
Daftar tanaman langka Indonesia yang masuk dalam daftar status konservasi Endangered(Terancam Punah), yaitu:
§  Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica)Shorea Sp. Beberapa spesies Shorea berpredikat spesies berstatus konservasi Endangered (Terancam Punah) sehingga keberadaannya semakin langka, seperti;Shorea agami (Meranti Putih), Shorea albida (Meranti Merah Terang), Shorea argentifolia (Meranti Merah Gelap atau Dark Red Meranti), Shorea balanocarpoides(Meranti Putih), Shorea blumutensis (Meranti Kuning), Shorea bracteolata (Meranti Putih), Shorea dasyphylla (Meranti Putih), Shorea domatiosaShorea elliptica,Shorea faguetiana (Damar Siput), Shorea falciferaShorea glauca (Balau Bunga),Shorea gratissimaShorea leprosula (Meranti Tembaga atau Tengkawang), Shorea maxwellianaShorea obscuraShorea ovataShorea pauciflora (Tengkawang),Shorea platycladosShorea teysmanniana.
§  Nepenthes Sp (Kantong Semar). Terdapat 3 spesies kantong semar (Nepenthes) yang tergolong sebagai tanaman langka dengan status Endangered (Terancam), yaitu:Nepenthes boschianaNepenthes pilosa, dan Nepenthes talangensis


§  Kawoli atau Alloxylon brachycarpumKawoli (Alloxylon brachycarpum). Sejenis tanaman hias, tumbuh di Indonesia (Papua, Maluku) dan Papua New Guinea.
§  Bintangur (Calophyllum insularum). Sejenis Kosambi atau Nyamplung (Calophyllum inophyllum) Endemik Papua.
§  Canarium kipella. Sejenis Kacang Kenari endemik Jawa Barat.
§  Maple Silkwood (Flindersia pimenteliana). Indonesia (Papua), Australia, dan Papua New Guinea
§  Kokoleceran atau Resak Banten (Vatica bantamensis). Endemik Ujung Kulon, Banten.
§  Nothofagus womersleyi; endemik Papua.
§  Nyatoh (Manilkara kanosiensi); Indonesia (Maluku) dan Papua New Guinea.
    Kawoli atau Alloxylon brachycarpum



§  Raflesia
Ditemukan oleh rombongan Sir Stamfort (gubernur East Indi Company di Sumatera dan Jawa) dan Dr. Joseph Arnord, seorang naturalis yang mengadakan ekspedisi di Bengkulu pada tanggal 20 Mei 1818. Kedua nama tersebut diabadikan menjadi nama latin bungan ini oleh Robert Brown.
Indonesia dilimpahi dengan kekayaan hayati yang tiada taranya. Hutan yang terbentang di belasan ribu pulau mengandung berbagai jenis flora dan fauna, yang kadang tidak dapat dijumpai di bagian bumi lainnya dan merupakan salah satu negara Mega Biodiversity (kekayaan akan keanekaragaman hayati ekosistem, sumberdaya genetika, dan spesies yang sangat berlimpah). Tidak kurang dari 47 jenis ekosistem alam yang khas sampai jumlah spesies tumbuhan berbunga yang sudah diketahui, sebanyak 11 % atau sekitar 30.000 jenis dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia. Sayangnya, banyak jenis tumbuhan tertentu, mengalami kepunahan.
Sampai saat ini, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta tiga cabangnya (Kebun Raya Cibodas,Purwodadi, dan Bedugul Bali) baru mengoleksi 20 % total jenis tumbuhan yang ada di Indonesia. Koleksi anggrek kurang dari 5 % yang ada di Kawasan Timur Indonesia. Untuk jenis durian saja, Indonesia memiliki puluhan jenis, talas ada 700-an jenis, yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan. Menurut data base yang ada, terdapat 2 juta spesies tumbuhan di dunia dan 60%nya ada di Indonesia. Pemerintah kini terus berupaya untuk menyelamatkan berbagai kekayaan Sumbar Daya Alam berupa tumbuhan langka yang bermanfaat bagi manusia melalui usaha memperbanyak kebun raya, taman nasional, cagar alam dan daerah-daerah konservasi di seluruh Indonesia.
Tidak bisa dibayangkan banyaknya jenis tumbuh-tumbuhan atau flora di dunia ini. Sampai saat inipun banyak kalangan ilmuwan yang berpendapat bahwa belum semua jenis flora yang ada di bumi telah dikenali.
Seperti halnya hewan, jenis-jenis flora sangat ditentukan oleh lingkungan spesifiknya yang disebut juga sebagai habitat. Dengan bantuan manusia, beberapa diantara tumbuh-tumbuhan ini tersebar luas ke berbagai belahan bumi, sehingga ada jenis yang bisa ditemui di banyak negara, dan adapula yang hanya dapat ditemui di habitat asalnya.
Kerusakan lingkungan yang terjadi telah menghancurkan banyak habitat-habitat tumbuhan yang menyebabkan punahnya jenis-jenis tumbuhan tertentu, sehingga turut mempengaruhi kehidupan hewan dan penduduk yang tinggal diatasnya.
Selain yang terdaftar dalam status konservasi  di atas, masih banyak tanaman Indonesia lainnya yang juga langka dan terancam punah meskipun dengan status konservasi yang lebih rendah.
Sebagai contoh tanaman langka yang berstatus vulnerable adalah Kalapia (Kalappia celebica), Kayu Susu (Alstonia beatricis), Tualang (Koompasia grandiflora) dan Kayu hitam, eboni (Diospyros celebica). Tumbuhan berstatus Least Concern seperti Palem Raja(Caryota no) dan Palem Nipa (Nypa fruticans). Dan Tumbuhan yang berstatus Near Threatened seperti Korma Rawa (Phoenix paludosa).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar