cerpen karya Dinda Milenia Salsabila
Disebuah
desa tepatnya di tepi pantai, terdapat banyak anggota masyarakat yang hidup
disana. Banyak diantara mereka yang bertahan hidup dengan memanfaatkan hasil
laut yang ada didalamnya. Mereka menggunakan bom untuk menangkap ikan-ikan dan
hewan-hewan air lainnya. Dengan menggunakan cara tersebut, pastinya banyak
benih-benih ikan yang mati sehingga mengancam ikan tersebut punah. Di dalam
laut tersebut terdapat persahabatan antara ikan badut, ikan pari, dan juga ikan
kakap yang sudah lama menjalin persahabatan. Ikan badut tersebut bernama Nemo,
ikan pari bernama Loli, dan ikan kakap bernama Pet.
Pada suatu hari, ketiga ikan tersebut
pergi bermain ke suatu tempat, “ Kita kesana yuk ! sambil kita bermain kesana “
ajak Memo. Loli dan Pet menjawab dengan serentak, “ yuk, sepertinya seru tuh
main disana ! “
Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi
bermain kesana. Setelah sampai, mereka bertemu seekor kepiting yang bernama
Crab yang sedang meringis kesakitan. “ Tolong.. Tolong saya “ Teriak Crab.
Loli, Pet, dan juga Memo mendengar
teriakan tersebut. “ Kamu kenapa? Kenapa kakimu terluka?” Tanya Loli. Crab pun
menjawab “ Tolong aku, bawa saya kembali kerumah! “ Mereka bertiga pun bergegas
enolong Crab. Pet bertanya kepada Crab, “Mengapa kamu bisa terluka seperti ini
? “Crab pun menjawab pertanyaan Pet dengan perasaan sedih, “ Ini ulah manusia
yang telah meledakkan bom di saat aku bermain. Ayahku sudah mati akibat ulah
tangan manusia “. Memo pun melanjutkan pertanyaan dari Pet, “ Apakah begitu
sejahatnya manusia ? Sampai – sampai meledakkan bom sehingga membuat celaka
hewan-hewan air “. Crab menjawab pertanyaan dari Memo, “ Iya. Tempat tinggalku
telah di rapas oleh tangan manusia yang tidak memiliki hati itu! “
“ Dasar! Aku sangat marah dengan
manusia-manusia itu! Tega sekali mereka berbuat seperti itu terhadap kita! “
Jawab Pet dengan geram. “Sudah- sudah. Kalian jangan ribut seperti ini. Hari
sudah sore, sebaiknya kalian pulang ke rumah masing-masing” jawab Crab.
Loli, Memo, dan Pet akhirnya
memutuskan untuk pulang ke rumah masing-msning. Sesampainya di rumah, Memo pun
beristirahat. Memo menceritakan kepada ayah dan ibunyatentang hal yang telah di
ceritakan oleh Crab tadi.
Pada suatu hari Loli, Pet dan Memo
bermain di suatu daerah yang sangat jauh dari rumah mereka. Mereka sangat asyik
bermai sehingga mereka lupa waktu. “Wah,
hari sudah malam! Kita sudah telat! “ Pet berkata. Mereka pun bergegas pulang.
Tetapi, pada saat di perjalanan, mereka tersesat. “ Kita sudah di mana ?” Tanya
memo. Mereka sudah mencari jalan keluar, tetapi tetap saja mereka tidak bisa
pulang.
“Bagaimana ini ? Kita tidak bisa
pulang!” Kata Loli dengan raut muka yang ketakutan. Akhirnya mereka
beristirahat di suatu terumbu karang. Keesokan harinya pada saat mereka bangun
tidur, ternyata hari sudah pagi. Ternyata ada manusia yang sudah menyiapkan bom
untuk meledakkan daerah sekitar tempat mereka beristirhat. “Ayo, lari! Ada
manusia yang ingin meledakkan bom di sini!” Teriak Pet mengajak Memo dan Pet
untuk pergi. Mereka tidak sempat untuk berlari, mereka pun mati akibat ulah
tangan manusia tersebut
Banyak lumba-lumba yang mati terdampar
akibat peledakkan bom yang sering dilakukan oleh manusia. Masyarakat –
masyarakat yang hidup bergantung dengan isi laut tersebut sekarang susah
mendapat hewan-hewan air.
Jadi, kita sebagai manusia jangan
merusak isi laut dengan cara meledakkan bom ataupun juga merusak lingkungan
karena terdapat banyak hewan-hewan yang kehilangan tempat tinggal dan juga
benih-benih ikan yang akan besar tersebut akan mati sehingga akan mengalami
kepunahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar